Papuainfoupdate2018. - Berbagai pihak mengecam aksi penembakan yang menewaskan anggota TNI, di Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Insiden ini juga menjadi mimpi buruk bagi United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), sebagai sebuah organisasi pembebasan untuk kemerdekaan Papua Barat dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Insiden pelanggaran HAM itu berimbas kepada ULMWP yang terancam batal masuk dalam Melanesian Spearhead Group (MSG), sekaligus kehilangan dukungan dari negara-negara yang tergabung dalam MSG.
Sekedar diketahui, perjuangan organisasi pembebasan Papua Barat pimpinan Benny Wenda ini dimulai sejak berdiri pada 7 Desember 2014 di Vanuatu, yang menyatukan Republik Federal Papua Barat (NRFPB), Koalisi Nasional untuk Pembebasan Papua Barat (WPNCL) dan Parlemen Nasional Papua Barat (NPWP).
Adapun modus gerakan organisasi ini sendir, yakni dengan mencari-cari kesalahan Republik Indonesia melalui dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) oleh TNI di Papua Barat. Namun, insiden tewasnya anggota TNI itu menjadi bumerang bagi usaha Benny Wenda Cs untuk meredeka.
Benny Wenda memang mengutuk penembakan seorang anggota TNI oleh OPM, akan tetapi hal itu dilakukannya karena tidak bisa menyembunyikan kekecewaan akibat terancam gagal masuk MSG untuk merdeka, sekaligus melepaskan diri dari NKRI.
“Peristiwa penembakan itu, membuat dukungan untuk ULMWP masuk dalam keanggotaan MSG berkurang dan tidak ada lagi dukungan dari semua negara yang mengikuti Pertemuan di Port Moresby, Papua New Guinea,” ujar Benny.
Pembunuhan terhadap personel TNI yang dilakukan OPM di Pasar Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, pastinya akan membuat negara-negara yang selama ini berkoar pelanggaran HAM oleh pemerintah Indonesia di papua akan meradang.
Terutama untuk pertemuan yang dilakukan ULMWP pimpinan Benny Wenda di Port Moresby, Papua New Guinea, sepertinya langkah tersebut tidak lagi mendapat simpati dari negara-negara yang sebelumnya mendukung Papua Barat merdeka dari Indonesia.
“Kejadian ini (Pembunuhan terhadap anggota TNI) merupakan hal yang tidak terpuji dan membuat ULMWP tidak dimasukkan dalam keanggotaan MSG,” pungkas Benny kesal.
Pembunuhan Terhadap Anggota TNI Oleh Gerombolan OPM Pimpinan Tenui
Sebelumnya diberitakan, 4 (empat) anggota TNI yang bertugas di Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Papua, diserang kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KSB) atau dikenal dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Serangan tersebut mengakibatkan satu anggota TNI gugur terkena tembakan di kepala, setelah pistol miliknya direbut OPM.
Kejadian itu berlangsung ketika anggota militer Indonesia sedang belanja kebutuhan sehari-hari pos penjagaan di Pasar Sinak, Puncak, Senin (12/2/2018) pagi, sekitar pukul 10.00 WIT.
Insiden dikonfirmasi kebenarannya oleh Kapendam XVII/Cenderawasih, Kolonel Inf Muhammad Aidi kepada wartawan, Senin (12/2/2018).
Kronologis Gugurnya Pratu SN
Seperti dituturkan Aidi, kejadian berawal ketika empat anggota TNI berada di Pasar Sinak untuk belanja kebutuhan pos penjagaan. Tiba-tiba, di tengah keramaian, 5 (lima) orang anggota OPM dari Kelompok Tenius menyerang anggota TNI dengan golok dan pistol.
Saat itu, Pratu SN terpisah agak jauh dari tiga rekannya. Kepanikan warga di tengah pasar akibat letusan senjata disertai teriakan para anggota OPM membuat SN kehilangan konsentrasi untuk mencari sesama rekannya maupun menyikapi penyebab kericuhan.
Sebutir peluru bersarang di kepala bagian kiri, dan pistol yang berada di genggamannya dirampas oleh OPM Tenius.
"Setelah berhasil merampas pistol Pratu SN, kelompok KSB melarikan diri ke arah Kampung Akenggeng Distrik Sinak," jelas Aidi.
Di bagian lain, anggota yang berada di Pos Sinak terkejut mendengar tembakan. Dibawah pimpinan Lettu Inf Iqbal, satu regu bersenjata lengkap langsung meluncur ke lokasi. Mendapat info pelaku lari ke arah Desa Akenggeng, anggota langsung melakukan pengejaran.
Namun belum sempat masuk hutan, regu Lettu Iqbal sudah ditembaki dari dalam hutan dan atas bukit. Pasukan kemudian membentuk formasi bertahan sambil melakukan tembakan balasan. Kontak senjata berlangsung cukup lama.
"Anggota Pos dipimpin Lettu Inf Iqbal datang memberi bantuan dan pengejaran, namun mereka mendapat perlawanan dari KSB yang akhirnya meloloskan diri masuk hutan," katanya.
Jenazah Pratu SN sudah dievakuasi dari tempat kejadian, dan proses selanjutnya dalam penanganan pihak TNI.
Dengan kejadian tersebut, apalagi menjelang Pilkada serentak 2018, OPM sepertinya akan membuat banyak kerusuhan. Pemerintah Indonesia sempat menurunkan Pasukan Khusus untuk mengusir OPM yang sempat menyandera ratusan warga sipil di Desa Kimbely dan Banti, Papua, pada akhir 2017.
Dua personel OPM tewas dalam penyerbuan tersebut, dan ratusan sandera berhasil dibebaskan oleh personel gabungan TNI-Polri setelah gerombolan separatis berhasil diusir masuk hutan.
Sepertinya penembakan anggota OPM terhadap Pratu SN di Pasar Sinak akan membawa ketegangan baru antara pemerintah Indonesia dengan gerombolan OPM khususnya pimpinan Tenius. Bahkan bukan tidak mungkin, TNI akan kembali melakukan operasi pembersihan Papua dari gerombolan Kriminal Sipil Bersenjata (KSB).