Waspada Terhadap Kelompok Yang Menggiring Tragedi Asmat
papuainfoupdate2018 - Papua. Tragedi asmat yg terkena gizi buruk, campak dan meninggal dunia 61 jiwa org bayi yg diliput media secara luas. Dan di hari ke 11, sebuah data terbaru yg terkena gizi buruk dan campak ternyata berjumlah 15 ribu nyawa manusia. Sungguh jumlah yang tidak sedikit.
Tragedi ini dimanfaatkan oleh kelompok Papua Merdeka dengan menuding tragedy Asmat sebuah scenario yang dibuat oleh Pemerintah.
Seperti yang pernah dituliskan oleh seorang Gembala Socrtaez Yoman “Disini terjadi proses pembiaran dan pembunuhan perlahan-lahan generasi Bangsa West Papua”. Statemen yang dikeluarkan oleh seorang hamba tuan Socratez Yoman tidak mendasar dan tidak memiliki fakta, ini hanya opini yang dibangun oleh seorang Gembala Socratez untuk mempengaruhi publik. Socratez dimana? selama penderitaan yang dialami warga Asmat tidak pernah mendatangi Asmat, ia hanya mengarang sebuah cerita bohong tentang penderitaan yang dialami warga Asmat, bukan mengobati tapi memanfaatkan tragedy Asmat untuk kepentingannya sendiri, setidaknya dia pergi ke Asmat untuk menginjil memberikan pelayanan.
Duniapun tau apa yang terjadi di Asmat, pemerintah tidak tinggal diam terhadap persoalan ini, Menteri, TNI, Polri dan para medis dikerahkan ke Asmat untuk menangani kejadian luar biasa.
Seperti yang disampaikan Bupati Asmat Elisa Kambu mengatakan bahwa "kasus ini sdh menjadi kejadian luar biasa dan baru ketahuan di bulan Desember tanggal 25 tahun 2017 dan kami diskusikan tanggal 31 desember 2017, tanggal 1 januari 2018 kami menugaskan staf dari kesehatan ke puskesmas untuk memastikan wabah tersebut, ternyata hasilanya Positif".
Tanggal 6 januari 2018 saya berkunjung ke 2 distrik Fayit dan distrik Aswe selanjut nya tanggal 8 januari 2018 bahwa ini penyebarannya sudah meluas lalu kita angkat kejadian ini adalah kejadian luar biasa.
Langkah - langkah yang sdh kita laksanakan pemerintah daerah sdh melakukan penanganan dengan membentuk tim dan kita kirim ke berbagai distrik untuk menlakukan pengobatan khusus untuk campak sekaligus dalam waktu yang sama di laksanakan nya imunisasi bagi mereka yg blm kena campak atau yang masih sehat.
tragedy Asmat murni terjadi akibat prilaku buruk warga setempat “pola makan dan pola hidup yg buruk” menjadi faktor gizi buruk itu terjadi, begitu kata Bupati Elisa Kambu.
Pernyataan ini didukung dengan fakta setelah tim dari kemenkes mendatangi Asmat dan melakukan penelitian terhadap pola hidup warga di Asmat yang sangat buruk, kurangnya pasokan makanan yang bergizi salah satunya, hal ini dikarenakan akses yang sangat sulit di Kabupaten Asmat sehingga segala sesuatunya harus dibayar dengan harga yang mahal.
Gubernur Papua Lukas Enembe pun memberikan pernyataan bahwa persoalan di Asmat salah satunya adalah transportasi dan akses jalan darat yang tidak ada, Gubernur meminta kepada seluruh masyarakat untuk mendukung program Jokowi yaitu Trans Papua.
“Seandainya dari dulu Papua ini sudah dapat diakses melalui darat antar Kabupaten dan antar distrik seperti di pulau-pulau lain di Indonesia, tragedy Asmat sangatlah kecil kemungkinannya untuk terjadi”
Saat ini pembangunan terus berjalan, dana pun digulirkan untuk Papua, persoalannya adalah peran dari Tokoh Adat, Masyarakat dan Agama yang harus turut mendukung program pembangunan di Papua, bukan sebaliknya membuat gaduh dan membangun opini-opini negatif terhadap pemerintah.
Semenjak Dana kampung dilucurkan pola hidup masyarakat Papua pun berubah, sudah meninggalkan Sagu, meninggalkan kerja kebun dan berburu, karena mendapatkan bantuan berupa uang sehingga makanan pun tinggal beli saja, malas untuk kehutan dan ke kebun. Inilah yang merubah pola hidup orang Papua saat ini sejak munculnya Dana Kampung yang dibagi langsung kepada setiap keluarga.
Hanya sedikit saja Dana Kampung yang digunakan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia di setiap kampung.
Dengan program-program pembangunan yang digalakkan oleh pemerintah, sudah seharusnya kita mendukung semuanya, bukan saling menuduh dan menyalahkan pemerintah, seperti yang selalu dituliskan oleh Gembala Socratez Yoman adalah sentiment negatif terhadap pemerintah.
Presiden Jokowi juga mengingatkan kepada pemangku jabatan dan seluruh elemen masyarakat untuk mewaspadai kelompok-kelompok yang memanfaatkan tragedi asmat menjadi sebuah opini negatif.